- Huruf “ Alif “ : cara membacanya yaitu dengan melebarkan mulut, dikeluarkan dari rongga mulut sedikit di atas huruf amja.
- Huruf “ Ba ” : cara membacanya yaitu dengan merapatkan bibir atas dan bawah di keluarkan dengan sedikit angin.
- Huruf “ Ta “ cara membacanya yaitu dengan menempelkan ujung lidah ke gigi paling depan bagian dalam dengan sedikit mengeluarkan angin.
- Huruf “ Tsa “ cara membacanya dengan menempelkan ke ujung gigi depan agak agak longgar sedikit, dikeluarkan dengan angin yang agak lebih banyak dari huruf Ta.
- Huruf Jim “ Ja “ cara membacanya adalah menempelkan pertengahan lidah ke langit-langit mulut dengan mengumpulkan angin untuk di lepaskan.
- Huruf “ Ha “ cara membacanya yaitu dengan melebarkan mulut setengah bagian saja dan di keluarkan dengan angin.
- Huruf “ kho” cara membacanya adalah dengan melebarkan mulut setengah bagian dan mengeluarkan angin dengan mengleperkan tenggorokan.
- Huruf Dal “ da “ cara membacanya adalah dengan menempelkan ujung lidah ke langit mulut bagian tengah.
- Huruf “ dza “ cara membacanya adalah dengan menempelkan ujung lidah ke gigi depan atas, di lepa dengan sedikit angin.
- Huruf “ ro “ cara membacanya yaitu dengan lidah di posisikan ke tengah mulut tapi jangan sampai nempel, lalu dengan sedikit di keluarkan angin.
- Huruf “ za “ cara membacanya seperti mengeluarkan huruf Z dalam bahasa indonesia.
- Huruf Sin “ Sa “ cara membacanya yaitu dengan lidah di tempat ke tengah langit mulut dengan mengeluarkan sedikit angin.
- Hurf Syin “ Sya “ cara membacanya adalah dengan posisi lidah berada di tengah mulut dan mengumpulkan angin lalu di keluarkan.
- Huruf Shod “ Sho “ cara membacanya adalah posisi lidah ditengah mulut untuk mengumpulkan angin yang banyak lalu di keluarkan.
- Huruf Dhod “ dho “ cara membacanya yaitu dengan mengeluarkan angin dari samping mulut kanan sambil lidah di tempelkan pada gigi samping kanan juga.
- Huruf “ Tho “ cara mambacanya adalah dengan menempelkn ujung lidah ke tengah langit-langit mulut dan di tekan sedikit sambil mengeluarkan angin.
- Huruf “ Dzo “ cara membacanya adalah dengan menempelkan lidah ke gigi depan sambil mengeluarkan angin.
- Huruf A’in “ A’ “ Cara membacanya yaitu dengan melebarkan mulut mengeluarkan angin dari bawah rongga mulut sambil di tekan sedikit.
- Huruf Ghoin “ Gho “ cara membacanya yaitu dengan ilat-ilat tenggorokan mengeluarkan angin sambil menggleper.
- Huruf “ Fa “ cara membacanya ialah dengan mengangkat bibir bawah ke atas sambil mengeluarkan angin.
- Huruf Qof “ Qo “ cara membacanya adalah mengeluarkan angin dari tenggorokan
- Huruf Kaf “ Kha “ cara membacanya adalah mengeluarkan angin dari tenggorokan sedikit agak ke atas dari huruf Qo.
- Huruf Lam “ La “ cara membacanya adalah dengan menekan kan ujung lidah ke langit-langit mulut dan melepaskanya dengan angin yang kuat.
- Huruf Mim “ Ma “ cara membacanya ialah dengan menempelkan bibir bawah dan bibir atas tapi agak menganggrang seukuran kertas tipis.
- Huruf Nun “ Na “ cara membacanya yaitu dengan menempelkan ujung lidah ke atas tengah langit-langit mulut dan melepaskanya dengan angin.
- Huruf Wawo “ Wa “ cara membacanya yaitu dengan mengeluarkan angin sambil mengangkat bibir bawahke depan.
- Huruf “ HA “ cara membacanya dengan mengeluarkan angin dari bawah rongga mulut di atas lebih sedikit huruf Amja.
- Huruf “ ya “ cara membacanya adalah sama seperti pengucapan ejaan bahasa indonesia.
Teman Media Ngaji itulah mahrojil huruf yang telah saya sebutkan satu persatu semoga berguna dan bermanfaat amin.
Selanjutnya akan saya perkenal kan juga 28 huruf Hijaiyah dengan huruf Arab, inilah hurupnya :
اَ بَ تَ ثَ جَ حَ خَ دَ ذَ رَ زَ سَ شَ صَ
ضَ طَ ظَ عَ غَ فَ قَ كَ لَ مَ نَ هَ يَ
HUKUM "LAM"
Ketika anda membaca Al-quran menemukan huruf “ AL “ maka cara membacanya adalah ada dua macam.
حكم اَلْ : حروف قمرية : ا-
ب-غ-خ-ج-ك-و-ح-ف-ع-ق-ي-م
جونتوه : اِنْسَانُ ~ اَلاِْنْسَانُ / بِرٌّ ~
اَلْبِرُّ
Disebut Lam Qomariah yaitu hurufnya ada tiga belas yaitu “ alif, ba, gho, kho, ja, kha, wa, ha, fa,a’, qof, ya, dan ma. Ketika AL dihadapanya huruf tersebut, maka cara membacanya yaitu AL-nya harus jelas.
حكم ال : حروف شمسية :
ط-ث-ض-ر-ت-ص-ذ-ن-س-ظ-ز-ش-ل
جونتوه : توبة ~ اَلتَّوبَةُ / ثواب ~
اَلثَّوابٌ
Disebut Lam Samsyiah yaitu hurufnya selain huruf Qomariah, cara membacanya apabila AL ketemu dengan huruf samsyiah maka AL menjadi hilang di simpan dalam hati saja
HUKUM NUN MATI DAN TANWIN, TANWUN, TANWAN.
Cara membacanya ada empat macam yaitu :
حروف اظهار : ا-ه-ح-خ-ع-غ
جونتوه :
نْ ~ اء : ينْاَوْن ~ مَنْ اََمَنَ ~
رَسُوْلٌ اَمِيْنٌ
نْ ~ ه : يَنْهَوْنَ ~ اِنْ هُوَ ~ جُرُفٍ
هَارٍ
نْ ~ح : يَنْحِنُوْنَ ~ مِنْ حسنة ~
عليماًحَكيما
نْ ~ خ : والمُنْخَنقة ~ منْ خَير ~ لطيفاًخَبير
نْ ~ ع : ينْعِق ~ منْ عِلم ~ سميعٌ عَليم
نْ ~ غ : فسينْغِضون ~ منْ غِل ~
عزيزٌغَفور
حروف ادغام بغنة : ي-ن-م-و
جونتتوه :
نْ ~ ي : منْ يَقول ~ ولاطاءرٍيَطير
نْ ~ ن : انْ نَقول ~ خطةٌ نغففرلكم
نْ ~ م : منْ مَلجاء ~ هداصراطً مُّستقيم
نْ ~ و : مِنْ وَراءهم ~ والهكم الهٌ وَاحد
IDGHOM BIGHUNAH hurufnya ada empat yaitu : ya, na, ma, wa,
apabila nun mati tanwan, tanwun dan tanwin menghadapi huruf tersebut
maka nun mati,tanwan,tanwun, tanwin, di baca dengan cara meleburnya pada
huruf yang di depanya yaitu huruf yang empat itu.
IDGHOM BILA GHUNAH hurufnya ada dua yaitu : lam, dan ro, apabila nun mati, tanwan, tanwun, tanwin, menghadapi huruf dua tersebut, maka nun mati,tanwan, tanwun, tanwin, harus di baca tanpa dengung atau nun mati, tanwan, tanwun, tanwin menjadi tiada.
حروف ادغام بلاغنة : ل-ر
جونتوه :
نْ ~ ل : منْ لَ نك ~ خيرًالَهم
نْ ~ ر : منْ رَبهم ~ غفورٌرَحيم
IDGHOM BILA GHUNAH hurufnya ada dua yaitu : lam, dan ro, apabila nun mati, tanwan, tanwun, tanwin, menghadapi huruf dua tersebut, maka nun mati,tanwan, tanwun, tanwin, harus di baca tanpa dengung atau nun mati, tanwan, tanwun, tanwin menjadi tiada.
حروف اقلاب : ب
جونتوه :
نْ ~ ب
: منْ بَعد ~ ينْبِت
IQLAB hurufnya ada satu yaitu “ ba “ ketika nun mati, tanwan, tanwun, tanwin ketemu dengan huruf “ ba ” maka di baca” mim “.
حروف اخفاء :
ت-ث-ج-د-ذ-ر-س-ش-ص-ض-ط-ظ-ف-ق-ك
جونتوه :
نْ ~ ث : منْ ثَمرة ~ منْثورا ~ ثءحتٍ
ثَيبت
نْ ~ ج : منْ جَاء ~ اَنْجَينكم ~
فَصَبْرٌجَميل
نْ ~ د : منْ دُونالله ~ اَنْدَاد ~ دكاً د
كا
IKHFA hurufnya adalah huruf hijaiyah selain huruf yang saya
sebutkan di atas dan cara membacabya adalah harus ikhfa artinya suara
nun mati tidak jelas sembunyi antara idzhar dan idghom di iringi dengan
dengung.
HUKUM MIM MATI ATAU SUKUN
حكم ميم ماتى
ادغام متماثلين
حروف : م
جونتوه :
مْ ~ م : لهمْ مثلا ~ ولكمْ مافىاْلارض ~
اخفاء شفوي
جونتوه :
مْ ~ ب : نباهمْ بالحق
اظهار حروف : و-ف
جونتوه :
مْ ~ و: عليهمْ ولضالين ~ وهمْ فيها
- Apabila mim mati bertemu dengan mim, maka hukum membacanya, harus idghom, artinya suara mim di padukan dengan huruf mim berikutnya, karena mim mati bertemu dengan huruf mim seajenis idghom mutamasilain.
- Apabila mim bertemu dengan huruf BA maka hukum membacanya harus ikhfa suara mim mati di iringi dengan dengung karena menyembunyikan ikhfa itu dengan merapatkan dua bibir, maka ikhfanya di sebut ikhfa syafawi.
- Apabila mim mati bertemu dengan huruf wawo dan fa maka hukum membacanya harus di idzhar-kan ( jelas ).
- Apabila mim bertemu dengan huruf selain huruf MIM dan BA maka hukum membacanya harus idzhar, bahkan kalau bertemu dengan huruf wawo atau fa di baca idzharnya harus lebih jelas lagi.
MACAM-MACAM IDGHOM
ادغام متمثلين / ادغام متجانسين / ادغام
متقاربين
جونتوه :
- IDGHOM MUTAMASYILAIN artinya perpaduan bunyi huruf yang satu dengan yang lain dalam satu jenis huruf BA dengan BA dan lain sebagainya.
- IDGHOM MUTAJANISAIN artinya perpaduan bunyi huruf yang satu dengan huruf yang lain yang mahrojnya sama, tetapi bunyinya sedikit berlainan .
- IDGHOM MUTAQORIBAIN artinya perpaduan bunyi huruf yang satu dengan yang lainya, bunyi yang kedua huruf itu hampir sama.
HUKUM MIM DAN NUN YANG BERTASDJID
Cara membacanya adalah harus dengan ghunah atau dengung sebatas dua ketukan .
HUKUM “ RO “.
حكم ميم " مّ " جونتوه : ثُمَّ
حكم " ر " تفخيم ~ جونتوه :
رَبَّنا – ترقيق ~ جونتوه : كرِيم
- “ RO “ yang di baca tafhim ( tebal ) apabila huruf ro didahului oleh huruf yang berbaris fathah atau dhomah.
- “ RO “ di baca tarqiq yaitu tipis apabila didahului oleh huruf yang berbaris kasroh.
CARA MEMBACA LAM JALALLAH , “ALLAH“
" ل " جلاله : تفحيم ~ جونتوه : الله – ترقيق ~ جونتوه :
بسمِ الله
- TAFHIM yang berarti tebal apabila didahului oleh huruf yang berbaris fathah atau dhomah.
- TARQIQ yang berarti tipis apabila didahului oleh huruf yang berbaris kasroh.
CARA MEMBACA QOLQOLAH
قلقله – حروف : ق-ط-ب-ج-د – جونتوه : اَقْ
~ اَبْ
Qolqolah yaitu membunyikan huruf dengan di pantulkan, apabila huruf
tersebut di matikan, dengan condong sesuai harakatnya inilah huruf
Qolqolah ada lima yaitu : QOF, THO, BA, JA, DAL dan cara membacanya AQE, ATHE, ABE, AJE, ADE.
MAD
" مد " طبعى – حروف : ا-و-ي
- MAD Ashli atau mad thobi’i. Yaitu huruf berfathah di iringi oleh alif mati, huruf berdhomah di iringi oleh wawo mati, huruf berkasro di iringi oleh huruf ya mati.
Mad artinya : memanjangkan bunyi sesuatu huruf karena di iringi oleh salah satu huruf mad yaitu : ALIF, WAWO, YA.
Mad terbagi menjadi dua yaitu :
" مد " فرعى
مد واجب متصل – جونتوه : يَسُوْءُ
مدجاءز منفصل – جونتوه : ياَايهاالذين
مد عارض للسكون – جونتوه : شديدالعداب
مد عوض – جونتوه : عليماحكيماً
مد لازم كلمى – جونتوه : ولاالضالين
مد لازم حر فى- جوننتوه : اَلم ~ كيعص
مد صلة – جونتوه : له بهِ
مد تمكين – جونتوه : فاذاحييتم
مد لين – جونتوه : هذاالبيت
*Mad Far’i karena waqaf, ada 2 macam:
1. Hukum Mad Arid Lissukun
Hukum Mad Arid Lissukun adalah salah satu cabang dari hukum Mad
Far’i, sebagaimana Hukum Mad Jaiz Munfashil dan Mad Mutthashil, kunci
untuk mengingat Mad Arid Lissukun adalah Hukum Mad Thobi’i.
Mad Arid Lissukun adalah cara memanjangkan bacaan pada saat
berhenti (wakof) – baik di akhir maupun di tengah ayat. Memutuskan
bacaan di tengah ayat karena terpaksa disebut WAQOF IDHTHIRARI – dan
memutuskan bacaan di tengah ayat pada saat pertemuan huruf Mad Arid
Lissukun, bukan termasuk wakof jelek yang dapat merusak makna ( Waqof
Qobih / وقف قبيح ). Insya Allah, nanti akan kami bahas secara detil di
dalam pembagian wakof ( وقف ).
Mad adalah panjang bacaan, Arid artinya yang bertemu, Lis artinya karena, Sukun artinya mati
Hukum Mad Arid Lissukun berlaku apabila huruf Mad Thobi’i ( ــــــَــــــ ا ; يْ ـــــــِــــــ ; وْ ـــــــُـــــــ ) bertemu dengan huruf (hidup) berbaris Fathah, Fathatain, Kasra, Kasratain, Dhammah dan Dhammatain ( ــــــَـــــــــِــــــــُـــــــــــــًــــــــــــٍـــــــــــٌـــــ ) yang berada di dalam satu kata/kalimat. Panjang bacaan Mad Arid Lissukun boleh 2, 4, atau 6 harakat.
Cara membacanya yaitu dipanjangkan terlebih dahulu huruf Mad Thobi’i ,
kemudian huruf yang terakhir mengunci bacaan (dimatikan) atau jangan
didengungkan.
Contoh :
. |
INGAT!
Huruf yang terakhir mengunci bacaan (dimatikan), dan jangan dihidupkan atau didengungkan.
Kecuali, huruf terakhir tersebut di atasnya ada tanda Tasydid, maka yang berlaku adalah Hukum Mad Lazim Kilmi Mutsaqqal.
Contoh bacaan Mad Arid Lissukun di dalam Al-Quran
. |
Huruf O, seperti taro atau robbuka pada tulisan Latin di atas untuk menunjukkan suara bacaan.
Mengikuti Hukum Tajwid, harusnya ditulis dengan menggunakan huruf A, bukan O, yaitu tara atau rabbuka .
. |
. |
Huruf diwarnai orange adalah letak-letak dimana pembaca boleh meneruskan
bacaan, ketika berhenti di kata Thoyyibaat. Tapi karena bacaannya
terputus, sebaiknya dimundur, misal dari dari mina atau warozaqnaahum .
Pada saat membaca suatu ayat, terus ingin berhenti di tengah karena
terpaksa , misal karena kehabisan nafas , ada beberapa hal yang perlu
diketahui:
Mad Arid Lissukun tidak berlaku untuk pertemuan Mad Thobi’i dengan huruf Alif dan Hamzah.
Apabila bertemu dengan huruf Alif, maka yang berlaku adalah Hukum Mad
Jaiz Munfashil. Sebelumnya sudah dibahas, bahwa mesti berhati-hati
ketika ingin berhenti di hukum Mad Jaiz Munfashil, sekalipun dalam
keadaan terpaksa, karena ini dapat mengubah makna bacaan.
Apabila bertemu dengan huruf Hamzah, maka yang berlaku adalah waqof
dengan cara Mad Wajib Muttashil. Sekalipun sama-sama 6 harakat, yang
membedakan adalah hukum Mad yang digunakan. Mad Arid Lissukun boleh 2,
4, atau 6 harakat, sementara Mad Wajib Mutthashil harus 6 harakat.
2. Hukum Mad Lin / Mad Layyin
Mad Lin atau sering disebut juga Mad Layyin merupakan salah satu
cabang dari hukum Mad Far’i. Kunci mengingat Hukum Mad Lin adalah huruf
Waw dan Ya, hampir sama dengan Hukum Mad Thobi’i, tapi yang membedakan
adalah tanda baris (harakat), dan Hukum Mad Lin tidak berlaku untuk
huruf Alif.
Lin artinya lembut atau lunak
Mad Lin berfungsi pada saat bacaan berhenti di tanda wakof di ujung ayat ( usul-ayah / اوس الاية ) dan juga berlaku sekalipun saat ingin berhenti di tengah ayat karena terpaksa ( Waqof Idhthirari / وقف اضطرارى ) .
Sama seperti Hukum Mad Arid Lissukun, memutuskan bacaan di tengah ayat
pada saat pertemuan huruf Mad Lin, bukan termasuk wakof jelek yang
dapat merusak makna ( Waqof Qobih / وقف قبيح ). Insya Allah kelak akan dijelaskan di dalam pembagian Wakof.
Hukum Mad Lin berlaku apabila huruf berbaris Fathah ( ــــــــــــــــــَــــــــــــ ) bertemu dengan huruf Waw Sukun ( وْ ) dan Ya Sukun ( يْ ),
dan berada dalam satu kata/kalimat dengan satu huruf setelahnya.
Artinya, jika terdapat lebih dari satu huruf setelahnya, maka tidak
terjadi hukum Mad Lin.
Cara membacanya adalah dengan membaca huruf berbaris Fathah terlebih
dahulu, lalu langsung disambung dengan Waw sukun atau Ya sukun (dibaca
panjang), setelah itu dikunci dengan huruf sesudahnya.
Panjang bacaan Mad Lin boleh 2 harakat, 4 harakat, atau 6 harakat (pilih
salah satu), sebagaimana sudah dijelaskan di dalam pengertian hukum
Mad, bahwa panjang bacaan harus konsisten (rata, tetap, dan teratur).
Contoh Hukum Mad Lin
. |
Contoh Bacaan Mad Lin / Mad layyin dalam Al-Quran
. |
Huruf O, seperti robbul pada tulisan Latin di atas untuk menunjukkan
suara bacaan. Mengikuti Hukum Tajwid, harusnya huruf Latif tersebut
ditulis dengan menggunakan huruf A, bukan O, yaitu rabbul
. |
SEKALI LAGI PERLU DIINGAT !!
Hukum Mad Lin terjadi karena berada dalam satu kata/kalimat dengan SATU HURUF setelahnya.
Jika LEBIH DARI SATU HURUF setelah Fathah bertemu Waw Sukun atau Ya Sukun, maka hukum Mad Lin tidak berlaku
. |
Hukum ra’
Hukum ra’ adalah hukum bagaimana membunyikan huruf ra’ dalam
bacaan. Terdapat tiga cara yaitu kasar atau tebal, halus atau tipis,
atau harus dikasarkan dan ditipiskan.
* Bacaan ra’ harus dikasarkan apabila:
1. Setiap ra’ yang berharakat atas atau fathah.
Contoh: ﺭَﺑﱢﻨَﺎ
2. Setiap ra’ yang berbaris mati atau berharakat sukun dan huruf sebelumnya berbaris atas atau fathah.
Contoh: ﻭَﺍﻻَﺭْﺽ
3. Ra’ berbaris mati yang huruf sebelumnya berbaris bawah atau kasrah.
Contoh: ٱﺭْﺟِﻌُﻮْﺍ
4. Ra’ berbaris mati dan sebelumnya huruf yang berbaris bawah atau kasrah tetapi ra’ tadi berjumpa dengan huruf isti’la’.
Contoh: ﻣِﺮْﺻَﺎﺪ
* Bacaan ra’ yang ditipiskan adalah apabila:
1. Setiap ra’ yang berbaris bawah atau kasrah.
Contoh: ﺭِﺟَﺎﻝٌ
2. Setiap ra’ yang sebelumnya terdapat mad lain
Contoh: ﺧَﻴْﺮٌ
3. Ra’ mati yang sebelumnya juga huruf berbaris bawah atau kasrah tetapi tidak berjumpa dengan huruf isti’la’.
Contoh: ﻓِﺮْﻋَﻮﻦَ
* Bacaan ra’ yang harus dikasarkan dan ditipiskan adalah apabila setiap
ra’ yang berbaris mati yang huruf sebelumnya berbaris bawah dan kemudian
berjumpa dengan salah satu huruf isti’la’.
Contoh: ﻓِﺮْﻕ
Isti’la’ (ﺍﺳﺘﻌﻼ ﺀ): terdapat tujuh huruf yaitu kha’ (خ), sod (ص), dhad (ض), tha (ط), qaf (ق), dan zha (ظ).
Pengertian bacaan ra’ tafkhim contoh dan cara membacanya
Secara bahasa tafkhim artinya ialah tebal sedangkan menurut
istilah tafkhim adalah menebalkan pada huruf tertentu dengan cara
mengucapkanya huruf di tekankan di bibir sehingga menjadi agak monyong
bibir kita, berarti jika bibir anda masih terlihat ganteng berarti masih
salah dalam membacanya, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya
tentang hukum mim mati itulah cara membacanya yang paling benar.
Ra' Wajib hukumnya dibacal tebal ( tafkhim ) apabila jika:
- Ra bertanda baca fathah. Contoh: رَحْمَةَ اللهِ، حَشَرَةٌ، اَلرَّحِيْمِ، اَلْفُقَرَآءَ
- Ra bertanda baca dammah. Contoh: اَ ْلاَخْيَارُ، كَفَرُوْا، اُذْكُرُوا اللهَ، رُفِعَتْ
- Ra bertanda sukun (mati), sedang huruf di belakangnya berupa huruf yang difathah. Contoh: مَرْحَبًا، نَرْزُقُكُمْ، مَرْيَمُ، قَرْيَةٍ
- Ra bertanda suku, sedang huruf di belakangnya berupa huruf yang didammah. Contoh: ذُرِّيَّةً، قُرْبَةً، عُرْيَانًا، حُرْمَةً
- Ra yang bertanda baca sukun, sedang huruf di belakangnya berupa huruf yang dikasrah, namun kasrah ini bukan asli tetapi baru datang. Contoh: اِرْجِعِيْ، اِرْحَمْ، اِرْجِعُوْا، اَمِ ارْتَابُوْا
- Ra bertanda baca sukun, sedang huruf di belakangnya berharakat kasrah asli dan sesudah ra bertemu dengan huruf isti’la (حَرْفُ اِسْتِعْلاَءٍ) yang terdapat tujuh huruf yang terkumpul pada kalimat: <خُصَّ ضَغْطٍ قِظْ Contoh: يَرْضَاهُ، فُرْقَةٌ، لَبِالْمِرْصَادِ، قِرْطَاسٌ
Pengertian Bacaan Ra' Tarqiq Contoh dan Cara Membacanya
Tarqiq menurut bahasa adalah tipis, sedangkan untuk secara
istilah tarqiq adalah menyembunyikan huruf hijaiyah tertentu dengan cara
suara yang tipis dan cara membacanya dengan menarik bibir agak sedikit
mundur ke belakang sehingga Nampak meringis, jika belum bisa meringis
dalam melafalkanya berarti belum benar.
Ra’ wajib di baca tarqiq apabila :
- Huruf ra’ itu sendiri di baca kasroh, contoh: فَرِ يْقٌ فِي ا لْجَنَّةِ
- Huruf ra’ di baca sukun dan terletak setelah huruf yang di baca kasroh, Dan sesudahny a bukan huruf isti’la’, contoh فِرْ عَوْ نَ . مِرْ يَةٍ
- Apabila dalam keadaan waaf atau di waqafkan, sedangkan huruf sebelumumnya bertanda baca kasrah. Contoh هُوَ ا لْكَا فِرُ , مِنْ نَا صِرٍ , تَسْتَكْثِرُ Atau dalam keadaan waqaf atau di waqafkan, sedangkan di antara Huruf ra dengan huruf yang bertanda baca kasrah terdapat huruf bertanda baca sukun, contoh: باِ لسِّحْرِ
- Apabila dalam keadaan di waqafkan, sedang huruf sebelumnya huruf ya ,Yang bertanda baca sukun, contoh: ,وَ اِ لَي ا لله ِا لْمَصِيْرُ عَلَي كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Ra' Jawajul Wahjhain
Ra' Jawajul Wahjhain adalah cara membaca huruf ra dengan dua wajah, maksudnya boleh di tebalkan atau di tipiskan.
Ra boleh di tebalkan atau di tipiskan karena beberapa sebab berikut ini:
Ra' sukun yang huruf sebelumnya berbaris kasrah dan bertemu dengan huruf
isti'la' yang berbaris kasrah juga. Lebih utama dibaca tipis.
. |
Ra' yang disukunkan di hujung kalimah (waqaf yang mendatang), sebelumnya
terdapat huruf isti'la' yang bertanda sukun dan sebelum huruf isti'la'
ini, ada huruf yang berbaris kasrah.
Lebih utama dibaca tebal jika ra' berbaris fatha.
Lebih utama dibaca tipis jika ra' berbaris kasrah - See more at:
http://link-slim.blogspot.co.id/2014/12/tajwid-hukum-ra.html#sthash.52s37IR9.dpuf
. |
Qalqalah
Qalqalah (ﻗﻠﻘﻠﻪ) adalah bacaan pada huruf-huruf qalqalah dengan bunyi seakan-akan berdetik atau memantul. Huruf qalqalah ada lima yaitu qaf (ق), tha (ط), ba’ (ب), jim (ج), dan dal (د).
Qalqalah terbagi menjadi dua jenis:
- Qalqalah kecil yaitu apabila salah satu daripada huruf qalqalah itu berbaris mati dan baris matinya adalah asli karena harakat sukun dan bukan karena waqaf. Contoh: ﻴَﻄْﻤَﻌُﻮﻥَ, ﻴَﺪْﻋُﻮﻥَ
- Qalqalah besar yaitu apabila salah satu daripada huruf qalqalah itu dimatikan karena waqaf atau berhenti. Dalam keadaan ini, qalqalah dilakukan apabila bacaan diwaqafkan tetapi tidak diqalqalahkan apabila bacaan diteruskan. Contoh: ٱﻟْﻔَﻟَﻖِ, ﻋَﻟَﻖٍ ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚ
Tanda Baca Al-Quran
Harakat (Arab: حركات, dibaca harakaat) atau
yang disebut juga tanda tasykil merupakan tanda baca atau diakritik
yang ditempatkan pada huruf Arab untuk memperjelas gerakan dan
pengucapan huruf tersebut. Dalam membaca al-quran, wajib hukumnya bagi
mereka yang sudah akil baligh untuk menggunakan tanda baca alquran.
Harakat digunakan untuk mempermudah cara melapazkan huruf dalam tiap
ayat Al Quran bagi seseorang yang baru belajar dan memahami atau
mengenal tanda baca dalam membaca dan melapazkan Al Quran. Tulisan Al
Quran atau yang biasa dikenal sebagai tulisan Arab sering kitat temui
tak hanya pada Kitab suci Al Quran saja, namun terdapat juga pada buku
cerita anak-anak, buku pendidikan yang bernapaskan islami terdapat
tulisan Arab. Walaupun dalam penulisannya tidak menggunakan harakat,
karena pada umumnya sudah mengenal dan mengetahui huruf harakat meski
tidak diberi tanda, ketika membaca akan seperti timbul suara penekanan
pada tulisan Arab tertentu terutama pada kata yang tidak biasa digunakan
guna menghindari kesalah dalam membaca.
– Contoh tulisan arab tanpa harakat :
قل اعوذ برب الناس
"qul a’uudzu birabbin naasi"
– Contoh tulisan Arab dengan berharakat :
قـُلْ ٲعُوْذ ُبـِرَبِّ ٱلنـّٰاسِ
"qul a’uudzu birabbin naasi"
Selain itu adapula macam-macam tanda baca lainnya atau macam harakat, diantaranya adalah :
1. Fathah
Fathah (فتحة) adalah
harakat yang berbentuk seperti garis horizontal kecil atau tanda petik (
ٰ ) yang berada di atas suatu huruf Arab yang melambangkan fonem (a).
Secara harfiah, fathah itu sendiri berarti membuka, layaknya membuka
mulut saat mengucapkan fonem (a). Ketika suatu huruf diberi harakat
fathah, maka huruf tersebut akan berbunyi (-a), contonya huruf lam (ل ) diberi harakat fathah menjadi “la” (لَ ). Cara melafazkannya ujung lidah menempel pada dinding mulut
2. Alif Khanjariah
Tanda huruf ALif Khanjariah sama halnya dengan Fathah, yang juga ditulis
layaknya garis vertikal seperti huruf alif kecil ( ٰ ) yang diletakkan
diatas atau disamping kiri suatu huruf Arab, yang disebut dengan mad
fathah atau alif khanjariah yang melambangkan fonem (a) yang dibaca agak
panjang. Sebuah huruf berharakat fathah jika diikuti oleh Alif (ا) juga melambangkan fonem (-a) yang dibaca panjang. Contohnya pada kata “laa” (لاَ) dibaca dua harakat.
3. Kasrah
Kasrah (كسرة) adalah
harakat yang membentuk layaknya garis horizontal kecil ( ِ ) tanda baca
yang diletakkan di bawah suatu huruf arab, harakat kasrah melambangkan
fonem (i). Secara harfiah, kasrah bermakna melanggar. Ketika suatu huruf
diberi harakat kasrah, maka huruf tersebut akan berbunyi (-i), contonya
huruf lam (ل) diberi harakat kasrah menjadi (li) (لِ).
Sebuah huruf yang berharakat kasrah jika bertemu dengan huruf “ya” (ي ) maka akan melambangkan fonem (-i) yang dibaca panjang. Contohnya pada kata ” lii ” ( لي) dibaca 2 harakat.
4. Dammah
Dammah (ضمة) adalah harakat yang berbentuk layaknya huruf ” waw “( wau) (و) kecil
yang diletakkan di atas suatu huruf arab ( ُ ), harakat dammah
melambangkan fonem (u). Ketika suatu huruf diberi harakat dammah, maka
huruf tersebut akan berbunyi (-u), contonya huruf ” lam ” (ل) diberi harakat dammah menjadi (lu) (لُ).
Sebuah huruf yang berharakat dammah jika bertemu dengan huruf “waw” (و ) maka akan melambangkan fonem (-u) yang dibaca panjang. Contohnya pada kata (luu) (لـُو).
5. Sukun ( hara’kat )
Sukun (سکون) adalah harakat yang berbentuk bulat layaknya huruf “ha” (ه) yang ditulis di atas suatu huruf Arab. Tanda bacanya bila ditulis seperti huruf (o) kecil
yang bentuknya agak sedikit pipih. Harakat sukun melambangkan fonem
konsonan atau huruf mati dari suatu huruf, misalkan pada kata “mad” (مـَدْ) yang terdiri dari huruf mim yang berharakat sehingga menghasilkan bunyi fathah (مَ) dibaca “ma”, dan diikuti dengan huruf “dal” (دْ) yang berharakat sukun yang menghasilkan konsonan atau bunyi (d) sehingga dibaca menjadi “mad” (مـَدْ).
Harakat sukun juga misa menghasilkan bunyi diftong, seperti (au) dan (ai), cotohnya pada kata (نـَوْمُ) yang berbunyi (naum)u)) yang berarti tidur, dan juga pada kata (لَـيْن) yang berbunyi (lain) yang berati lain atau berbeda.
6. Tasydid
Tasydid ( تشديد) atau yang disebut syaddah ( شدة) adalah harakat yang bentuk hurufnya (w) yang diberi atau seperti kepala dari huruf “sin” (س) yang diletakkan di atas huruf arab (ّ ) yang
letaknya diatas suatu huruf Arab. Harakat tasydid melambangkan
penekanan pada suatu konsonan yang dituliskan dengan simbol konsonan
ganda, sebagai contoh pada kata ( شـَـدَّةٌ) yang berbunyi (syaddah) yang terdiri dari huruf syin yang berharakat fathah (ش) yang kemudian dibaca (sya), diikuti dengan huruf “dal “yang berharakat tasydid fathah ( دَّ) yang menghasilkan bunyi (dda), diikuti pula dengan ta marbuta ( ةٌ) di akhir kata yang menghasilkan bunyi (h), sehingga menjadi (syaddah).
7. Tanwin
Tanwin (bahasa Arab: التنوين, “at tanwiin”) adalah
tanda baca (diakritik) harakat pada tulisan Arab untuk menyatakan bahwa
huruf pada akhir kata tersebut diucapkan layaknya bertemu dengan huruf
nun mati.
8. Wasal
Wasal (bahasa Arab: وصلة, dibaca: washlat) adalah
tanda baca atau diakritik yang dituliskan pada huruf Arab yang biasa
dituliskan di atas huruf alif atau yang disebut juga dengan Alif wasal.
Secara ilmu tajwid, wasal berarti meneruskan tanpa mewaqafkan atau
menghentikan bacaan.
Harakat wasal selalu berada di permulaan kata dan tidak dilafazkan
apabila berada di tengah-tengah kalimat, namun akan berbunyi layaknya
huruf hamzah apabila dibaca di awal kalimat.
Contoh alif wasal:
ٱهدنا ٱلصرط
“ihdinas shiraat”
Bacaan tersebut memiliki dua alif wasal, yang pertama pada lafaz “ihdinaa” dan “as shiraat” yang manakala kedua lafaz tersebut diwasalkan atau dirangkaikan dalam pembacaannya maka akan dibaca “ihdinas shiraat” dengan menghilangkan pembacaan alif wasal pada kata “as shiraat”.
Lihat contoh berikut dibawah ini :
نستعين ٱهدنا ٱلصرط
“nasta’iinuh dinas shiraat”
Bacaan di atas terdiri dari kata “nasta’iin”, “ihdinaa dan as shiraat”, dengan mewasalkan lafaz “ihdina” dengan lafaz sebelumnya, sehingga menghasilkan lafaz “nasta’iinuh dinaa”, dengan mewasalkan lafaz “as shiraat” dengan lafaz sebelumnya, maka akan menghasilkan lafaz “nasta’iinuh dinas shiraat”.
Alif wasal lebih sering dijumpai bersamaan dengan huruf lam atau yang
disebut juga dengan alif lam makrifah pada lafaz dalam bahasa Arab yang
mengacu kepada kata yang bersifat isim atau nama.
Contoh alif wasal dalam alif lam makrifah:
ٱلصرط
“as shiraat”
ٱلبقرة
“al baqarah”
ٱلإنسان
“al insaan”
9. Waqaf
Waqaf dari sudut bahasa artinya berhenti atau menahan, manakala
dari sudut istilah tajwid ialah menghentikan bacaan sejenak dengan
memutuskan suara di akhir perkataan untuk bernapas dengan niat ingin
menyambungkan kembali bacaan.
Waqaf dibagi menjadi 4 jenis, diantaranya :
- ﺗﺂﻡّ (taamm) – waqaf sempurna – yaitu mewaqafkan atau memberhentikan pada suatu bacaan yang dibaca secara sempurna, tidak memutuskan di tengah-tengah ayat atau bacaan, dan tidak mempengaruhi arti dan makna dari bacaan karena tidak memiliki kaitan dengan bacaan atau ayat yang sebelumnya maupun yang sesudahnya.
- ﻛﺎﻒ (kaaf) – waqaf memadai – yaitu mewaqafkan atau memberhentikan pada suatu bacaan secara sempurna, tidak memutuskan di tengah-tengah ayat atau bacaan, namun ayat tersebut masih berkaitan makna dan arti dari ayat sesudahnya.
- ﺣﺴﻦ (Hasan) – waqaf baik – yaitu mewaqafkan bacaan atau ayat tanpa mempengaruhi makna atau arti, namun bacaan tersebut masih berkaitan dengan bacaan sesudahnya.
- ﻗﺒﻴﺢ (Qabiih) – waqaf buruk – yaitu mewaqafkan atau memberhentikan bacaan secara tidak sempurna atau memberhentikan bacaan di tengah-tengah ayat, wakaf ini harus dihindari karena bacaan yang diwaqafkan masih berkaitan lafaz dan maknanya dengan bacaan yang lain.
Tanda-tanda waqaf
Macam macam tanda waqaf dalam Al Qur'an adalah sebagai berikut:
A. Waqaf Mutlaq (ط)
Waqaf Mutlaq tandanya ط. Apabila
kita membaca Al Qur'an menemui tanda waqaf tersebut, maka lebih utama
diwaqafkan atau berhenti pada tanda waqaf tersebut.
B. Waqaf Lazim (م)
Waqaf Lazim tandanya م. Apabila pada ayat Al Qur'an terdapat tanda waqaf lazim, maka cara membacanya adalah harus berhenti.
C. Waqaf Jaiz (ج)
Apabila pada ayat Al Qur'an terdapat tanda waqaf jaiz, maka cara
membacanya boleh berhenti dan boleh dilanjutkan dengan kata berikutnya.
D. Waqaf Waslu Ula (صلى)
Apabila pada ayat Al Qur'an terdapat tanda waqaf ini, cara membacanya adalah lebih utama dilanjutkan dengan kata berikutnya.
E. Waqaf Mustahab (قيف)
Apabila pada ayat Al Qur'an terdapat tanda waqaf ini, diutamakan berhenti pada kata yang terdapat tanda tersebut.
F. Waqaf Waqfu Ula (قال)
Apabila pada ayat Al Qur'an terdapat tanda waqaf ini, diutamakan berhenti pada kata yang terdapat tanda tersebut.
G. Waqaf Mujawwaz (ز)
Apabila pada ayat Al Qur'an terdapat tanda waqaf ini, diutamakan terus
pada kata yang terdapat tanda tersebut, tetapi boleh juga waqof.
H. Waqaf Murakhas (ص)
Apabila pada ayat Al Qur'an terdapat tanda waqaf ini, boleh berhenti
pada kata yang terdapat tanda tersebut karena darurat yang disebabkan
oleh panjangnya ayat atau kehabisan nafas , tetapi diutamakan
waslah/terus.
I. Waqaf Qobih (ق)
Apabila pada ayat Al Qur'an terdapat tanda waqaf ini, diutamakan terus pada kata yang terdapat tanda tersebut.
J. Waqaf Laa Washal (لا)
Apabila pada ayat Al Qur'an terdapat tanda waqaf ini, jangan waqof
kecuali jika di bawahnya terdapat tanda awal ayat yang membolehkan waqof
secara mutlaq, maka boleh berhenti tanpa di ulang lagi.
K. Waqaf Mu'anaqah (. ۛ. . ۛ.)
Apabila pada ayat Al Qur'an terdapat tanda waqaf ini, harus berhenti di
salah satu dari kedua kelompok titik tiga tersebut, boleh pada yang
pertama atau yang kedua.
L. Waqaf Saktah (ساكته)
Apabila pada ayat Al Qur'an terdapat tanda waqaf ini, harus berhenti dan
diam sejenak tanpa mengambil nafas baru pada kata yang terdapat tanda
tersebut. Saktah Sakat adalah diam sejenak biar putus & pisah
suaranya dengan tanpa berganti nafas.
Di dalam Al-Qur’an Saktah hanya ada 4 tempat, yaitu:
- Di dalam surah Al-Muthaffifin, ayat 14.
- Di dalam surah Al-Qiyamah, ayat 27.
- Di dalam surah Yaasiin, ayat 52.
- Di dalam surah Al-Kahfi, ayat 1.
Cara Mewaqafkan
A. Apabila huruf di akhir kalimat berharakat sukun (mati), cara
membacanya harus dibunyikan mati dengan terang menurut bacaan yang
semestinya, apakah itu qalqalah atau tidak dan sebagainya.
B. Apabila di akhir kalimat hurufnya berharakat fathah, dhammah, atau
dhammah tanwin, dan kasrah atau kasrah tanwin. Cara membacanya harus
disukunkan lebih dahulu kemudian dibaca mati dengan terang menurut
bacaan masing masing huruf,
C. Apabila di akhir kalimat hurufnya berupa ta' marbutah cara membacanya harus mengubah ta' marbutah tersebut menjadi ha' sukun
D. Apabila diakhir kalimat hurufnya didahului huruf mati, dan setelah
mematika huruf akhir maka terdapat dua huruf mati. Cara membacanya yaitu
dibunyikan sepenuhnya dengan menyuarakan setengah huruf yang terakhir,
dengan suara pendek.
E. Apabila di akhir kalimat hurufnya didahului dengan mad atau mad
layyin. Cara membacanya dengan mematika huruf terakhir dan dibaca
panjang seperti mad aridl lissukun.
F. Apabila di akhir kalimat hurufnya berharakat fathah tanwin. Cara
membacanya dengan membunyikan menjadi fathah yang dibaca panjang dua
harakat dan berubah menjadi mad iwadh.
ISTILAH-ISTILAH DALAM AL-QUR’AN
a. Sajdah. Pada ayat-ayat sajdah disunahkan melakukan sujud
tilawah. Sujud ini dilakukan di dalam atau diluar shalat, disunahkan
pula bagi yang membaca dan yang mendengarkannya. Hanya saja ketika
didalam shalat, sujud atau tidaknya tergantung pada imam. Jika imam
sujud, makmum harus mengikuti, dan begitu pula sebaliknya. Ayat Sajdah
terdapat dalam surat: 7:206, 13:15, 16:50, 17:109, 19:58, 22:18, 22:77,
25:60, 27:26, 32:15, 38:24, 41:37, 53:62, 84:21, 96:19.
b. Saktah ( س ) yaitu berhenti sejenak tanpa bernafas. Ada didalam surat: 18:1-2, 36:52, 75:27, 83:14. Contoh: كَلاَّ بَلْ رَانَ
c. Isymam, yaitu menampakkan dhammah yang terbuang dengan isyarat bibir. Isymam hanya ada di surat Yusuf ayat 11, pada lafazh لاَ تَأْمَنَّا
d. Imalah, artinya pembacaan fat-hah yang miring ke kasrah. Imalah ada di dalam surat Hud ayat 41, pada lafazh بِسْمِ اللهِ مَجْرَهَا dibaca “MAJREHA”.
e. Tas-hil, artinya membaca hamzah yang kedua dengan suara yang
ringan atau samar. Tas-hil dibaca dengan suara antara hamzah dan alif.
Terdapat di dalam surat Fushshilat ayat 44, pada lafazh أَأَعْجَمْيٌّ hamzah yang kedua terdengar seperti ha’.
f. Nun Al-Wiqayah, yaitu nun yang harus dibaca kasrah ketika tanwin bertemu hamzah washal, agar tanwin tetap terjaga.
Contoh: نُوْحٌ ابْنَهُ – جَمِيْعًا الَّذِيْ
g. Ash-Shifrul Mustadir, yaitu berupa tanda (O) di atas huruf mad
yang menunjukkan bahwa mad tersebut tidak dibaca panjang, baik ketika
washal maupun waqaf (bentuknya bulatan sempurna, dan biasanya terdapat
di mushaf-mushaf timur tengah).
Contoh: لَمْ يَكُنِ الَّذِينَ كَفَرُواْ
h. Ash-Shifrul Mustathilul Qa’im, yaitu berupa bulatan lonjong
tegak (0) biasanya diletakkan di atas mad. Mad tersebut tidak dibaca
panjang ketika washal, namun dibaca panjang ketika waqaf.
Contoh: أَنَاْ خَيرٌ – لَكِنَّاْ
i. Naql, yaitu memindahkan harakat hamzah pada huruf sebelumnya.
Contoh: ﺑﺌﺲَ الاِسْمُ dibaca ﺑﺌﺴَلِسْمُ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar