BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam mengajarkan Al-Quran seorang guru atau
ustadz/ustadzah dapat menggunakan metode yang bermacam-macam. Yang mana setiap
metode tersebut memiliki keistimewaan masing-masing. Karena keberagaman ini guru
bisa memilih metode mana yang dirasakan cocok dan efisien untuk digunakan dalam
pembelajaran. Metode-metode tersebut seperti metode Baghdadiyah, Qiroa’ti,
Tilawah. Dan salah satu metode yang sering dan mayoritas dipergunakan di
Indonesia adalah metode Iqro’.
Namun dalam aplikasinya, guru atau
ustadz/ustadzah masih belum mengetahui secara detail mengenai metode Iqro’ ini,
baik pengarang metode tersebut, perkembangan atau sejarahnya, karakteristiknya,
dan lain sebagainya. Oleh karena itu hampir semua orang tua muslim merasa
mempunyai tanggung jawab besar kepada anak untuk memberikan keterampilan dalam
membaca Al-Quran. Dengan adanya tanggung jawab inilah, banyak orang tua yang
memasukkan anaknya kelembaga yang di dalamnya mengajarkan keterampilan membaca
Al-Quran, yaitu di lembaga - lembaga pendidikan keagamaan non formal seperti
TPQ, lembaga diniyah serta musola dan
masjid - masjid. Untuk itu dalam makalah ini kami juga akan membahas tentang
salah satu metode pembelajaran Al-Quran.
B.
Rumusan Masalah
a.
Apa Pengertian Metode Iqro’ ?
b.
Apa Pengertian Metode Qiroati ?
c.
Apa Pengertian Metode Tilawati ?
d.
Apa Pengertian Metode Al-Baghdad ?
e.
Apa Pengertian Metode An-Nahdiyyah ?
f.
Apa Pengertian Metode Jibril ?
C.
Tujuan Penulisan
Berpatokan dari latar belakang masalah yang
telah kami kemukakan di atas, adapun tujuan penulisan makalah ini sebagai
patokan dan bahan bacaan bagi masyarakat dan pembaca pada umumnya dan bagi guru
atau ustadz/ustadzah serta calon guru agama pada khusunya mengenai seluk beluk
metode pembelajaran Iqro’.
Selain itu, makalah ini sengaja juga kami susun
untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah semester III Jurusan Pendidikan Agama Islam, yaitu
Pembelajaran Seputar Metode Belajar Membaca Al-Quran yang dibimbing oleh Bapak Hajjin
Mabrur, M.Si, semoga bermanfaat bagi pembaca amin ya Rabbal ‘Alamin.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Metode Iqro’
Metode
iqro’ adalah suatu metode membaca Al-Qur'an yang menekankan langsung pada
latihan membaca. Adapun buku panduan iqro’ terdiri dari 6 jilid di mulai dari
tingkat yang sederhana, tahap demi tahap sampai pada tingkatan yang sempurna.
Metode
Iqro’ ini disusun oleh Ustadz As’ad Human yang tinggal di Yogyakarta. Kitab Iqro’ dari ke-enam jilid
tersebut di tambah satu jilid lagi yang berisi tentang doa-doa. Dalam setiap
jilid terdapat petunjuk pembelajarannya dengan maksud memudahkan setiap orang
yang belajar maupun yang mengajar Al-Qur'an.
Metode
iqro’ ini dalam prakteknya tidak mem-butuhkan alat yang bermacam-macam, karena
ditekan-kan pada bacaannya (membaca huruf Al-Qur'an dengan fasih). Bacaan
langsung tanpa dieja. Artinya tidak diperkenalkan nama-nama huruf hijaiyah
dengan cara belajar siswa aktif (CBSA) dan lebih bersifat individual.
Adapun
kelemahan dan kelebihan metode Iqro’ adalah:
1. Kelebihan
a.
Menggunakan
metode CBSA, jadi bukan guru yang aktif melainkan santri yang dituntut aktif.
b.
Dalam
penerapannya menggunakan klasikal (membaca secara bersama) privat, maupun
cara eksistensi (santri yang lebih tinggi jilid-nya dapat menyimak bacaan temannya
yang berjilid rendah).
c.
Komunikatif
artinya jika santri mampu membaca dengan baik dan benar guru dapat memberikan
sanjungan, perhatian dan peng-hargaan.
d.
Bila
ada santri yang sama tingkat pelajaran-nya, boleh dengan sistem tadarrus,
secara bergilir membaca sekitar dua baris sedang lainnya menyimak.
e.
Bukunya
mudah di dapat di toko-toko.
2. Kekurangan
a.
Bacaan-bacaan tajwid tak dikenalkan sejak dini.
b. Tak ada media
belajar
c. Tak
dianjurkan menggunakan irama murottal.
B. Metode Qiro’ati
Metode
Qiro’ati disusun oleh Ustadz H. Dahlan Salim Zarkasy pada tahun 1986 bertepatan
pada tanggal 1 Juli. H.M Nur Shodiq Ahrom (sebagai penyusun didalam bukunya “Sistem
Qa'idah Qira’ati” Ngembul, Kalipare), metode ini ialah membaca Al-Qur'an
yang langsung memasukkan dan mempraktek-kan bacaan tartil sesuai dengan qa'idah
ilmu tajwid sistem pendidikan dan pengajaran metode Qira’ati ini melalui system
pendidikan berpusat pada murid dan kenaikan kelas/jilid tidak ditentukan oleh
bulan/tahun dan tidak secara klasikal, tapi secara individual (perseorangan).
Santri/
anak didik dapat naik kelas/ jilid berikutnya dengan syarat:
1. Sudah menguasai
materi/paket pelajaran yang diberikan di kelas.
2. Lulus tes yang
telah diujikan oleh sekolah/TPA.
Metode Penyampaian Buku Qiro’ati
1. Praktis, artinya
langsung ( tidak dieja)
2. Sederhana, artinya
kalimat yang dipakai menerangkan itu sederhana tetapi dapat cepat difahami
3. Sedikit demi
sedikit, tidak menambah sebelum bissa lancar
4. Merangsang murid
untuk saling berpacu
5. Tidak menuntun
membaca
6. Waspada terhadap
bacaan yang salah
7. Driil (bisa karena
terbiasa)
Metode driil banyak tersirat dalam buku Qiro’ati,
adapun yang secara khusus menggunakan metode ini adalah pada pelajaran :
a.
Ghorib
b.
Ilmu
Tajwid
c.
Hafalan
– hafalan antara lain :
~ Bacaan
sholat
~ Surat
– surat pendek
~ Hadist
dan do’a
~ Mufrodat
bahasa arab
Prinsip –prinsip dasar Qiro’ati
a.
prinsip-prinsip yang di pegang oleh guru/ustadz
yaitu:
-
Tiwagas (teliti, waspada dan tegas)
-
Daktun (tidak boleh menuntun)
b. Prinsip-prinsip yang harus dipegang santri / anak
didik:
-
CBSA : Cara belajar santri aktif.
-
LCTB : Lancar cepat tepat dan benar.
Strategi / metode mengajar dalam Qiro’ati
Dalam
mengajar Al-Qur'an dikenal beberapa macam stategi. Yaitu:
1. Strategi mengajar umum (global)
a.
Individu
atau privat yaitu santri bergiliran membaca satu persatu.
b.
Klasikal
Individu yaitu sebagian waktu digunakan guru/ustadz untuk menerangkan pokok pelajaran secara klasikal.
c.
Klasikal
baca simak yaitu strategi ini digunakan untuk mengajarkan membaca dan
menyimak bacaan Al-Qur'an orang lain.
2. Strategi mengajar khusus (detil)
Strategi
ini agar berjalan dengan baik maka perlu di perhatikan syarat-syaratnya. Dan
strategi ini meng-ajarkannya secara khusus atau detil. Dalam mengajar-kan
metode qiro’ati ada I sampai VI yaitu:
a. Jilid I
Jilid
I adalah kunci keberhasilan dalam belajar membaca Al-Qur'an. Apabila Jilid I
lancar pada jilid selanjutnya akan lancar pula, guru harus memperhatikan
kecepatan santri.
b. Jilid II
Jilid
II adalah lanjutan dari Jilid I yang disini telah terpenuhi target Jilid I.
c. Jilid III
Jilid
III adalah setiap pokok bahasan lebih ditekankan pada bacaan panjang (huruf
mad).
d. Jilid IV
Jilid
ini merupakan kunci keberhasilan dalam bacaan tartil dan bertajwid.
e. Jilid V
Jilid
V ini lanjutan dari Jilid IV. Disini diharapkan sudah harus mampu membaca
dengan baik dan benar
f. Jilid VI
Jilid
ini adalah jilid yang terakhir yang kemudian dilanjutkan dengan pelajaran Juz
27.
Juz
I sampai Juz VI mempunyai target yang harus dicapai sehingga disini guru harus
lebih sering melatih peserta didik agar target-target itu tercapai. Metode ini
mempunyai kelebihan dan kekurangan antara lain:
Kelebihannya
:
1. Siswa walaupun
belum mengenal tajwid tetapi sudah bisa membaca Al-Qur'an secara tajwid. Karena
belajar ilmu tajwid itu hukumnya fardlu kifayah sedangkan membaca
Al-Qur'andengan tajwidnya itu fardlu ain.
2. Dalam metode ini
terdapat prinsip untuk guru dan murid.
3. Pada metode ini
setelah khatam meneruskan lagi bacaan ghorib.
4. Jika santri sudah
lulus 6 Jilid beserta ghoribnya, maka ditest bacaannya kemudian setelah itu
santri mendapatkan syahadah jika lulus test.
Kekurangannya:
Bagi
yang tidak lancar lulusnya juga akan lama karena metode ini lulusnya tidak
ditentukan oleh bulan/tahun.
C. Metode Tilawati
Metode
Tilawati adalah metode belajar Al – Qur’an yang disampaikan secara seimbang
antara pembiasaan melalui pendekatan KLASIKAL dan kebenaran membaca melalui
pendekatan INDIVIDUAL dengan teknik BACA SIMAK. Di dalam metode tilawati
terdapat beberapa Pengelolaan Belajar, diantaranya :
1.
Prinsip Pembelajaran
Prinsip
pembelajaran metode tilawati adalah :
a.
Diajarkan
secara praktis
b.
Menggunakan
lagu rost
c.
Diajarkan
secara klasikal menggunakan peraga
d.
Diajarkan
secara individual dengan teknik Baca simak menggunakan buku
2. Media
dan Saran Belajar
Kelengkapan
media dan sarana dalam kegiatan belajar mengajar akan mempengaruhi terhadap
kemudahan belajar sehingga proses pembelajaran dapat berhasil. Adapun media dan
sarana yang dibutuhkan dalam mengajarkan tilawati diantaranya adalah :
a. Buku
pegangan santri :
Ø Buku Tilawati
Ø Buku Kitabaty
Ø Buku Materi Hafalan
Ø Buku Pendidikan Akhlaqul Karimah dan Aqidah Islam
b. Perlengkapan
Mengajar :
Ø Peraga tilawati
Ø Sandaran peraga
Ø Alat petunjuk untuk peraga dan buku
Ø Meja belajar
Ø Buku Prestasi santri
Ø Lembar program dan realisasi pengajaran
Ø Buku panduan kurikulum
Ø Buku absensi santri
3.
Pendekatan Klasikal
Pendekatan
klasikal adalah proses belajar mengajar yang dilakukan dengan cara bersama –
sama atau berkelompok dengan menggunakan peraga. Manfaat pendekatan klasikal
yaitu :
Ø Pembiasaan bacaan
Ø Membantu santri melancarkan buku
Ø Memudahkan penguasaan lagu rost
Ø Melancarkan halaman – halaman awal ketika santri
sudah halaman akhir
4. Pendekatan
Individual dengan Teknik Baca Simak
Adalah pendekatan belajar mengajar yang dilakukan
dengan cara membaca bergiliran yang satu membaca da yang lain menyimak.
a. Manfaat Baca
Simak
Ada
beberapa manfaat dalam penerapan baca simak menggunakan buku tilawati :
1. Santri tertib dan
tidak ramai
Karena
semua santri terlibat dalam proses belajar mengajar mulai dari do’a pembuka
sampai dengan do’a penutup, sehingga tidak ada waktu luang bagi santri untuk
melakukan kegiatan yang lain.
2. Pembagian waktu
setiap santri Adil
Dalam
proses baca simak, semua santri akan bergiliran membaca dengan jumlah bacaan
sama antara santri yang satu dengan santri lainnya.
3. Mendengarkan sama
dengan membaca dalam hati
4. Salah satu santru
membaca dan santri yang lain menyimak (mndengarkan) dalam hati. Bagi santri
yang menyimak sama dengan membaca dalam hati.
5. Mendapat Rohmat :
QS. Al-A’rof : 204
Dan
apabila dibacakan Al Qur’an, maka dengarkanlah baik–baik, dan perhatikanlah
dengan tenang agar kamu mendapat rohmat.
D. Metode Al – Baghdad
Metode
Al-Baghdady adalah metode tersusun (tarkibiyah), maksudnya yaitu suatu
metode yang tersusun secara berurutan dan merupakan sebuah proses ulang atau
lebih kita kenal dengan sebutan metode alif, ba’, ta’. Metode ini adalah
metode yang paling lama muncul dan metode yang pertama berkembang di Indonesia.
Cara pembelajaran metode ini adalah:
-
Hafalan
-
Eja
-
Modul
-
Tidak variatif
-
pemberian contoh yang absolute
Metode
ini mempunyai kelebihan dan kekurangan, yaitu:
1. Kelebihan
- Santri akan mudah dalam belajar karena sebelum diberikan materi, santri sudah hafal huruf-huruf hijaiyah.
- Santri yang lancar akan cepat melanjutkan pada materi selanjutnya karena tidak menunggu orang lain.
2. Kekurangan
- Membutuhkan waktu yang lama karena harus menghafal huruf hijaiyah dahulu dan harus dieja.
- Santri kurang aktif karena harus mengikuti ustadz-ustadznya dalam membaca.
- Kurang variatif karena menggunakan satu jilid saja.
E. Metode An – Nahdhiyah
Metode
An-Nahdhiyah adalah salah satu metode membaca Al-Qur'an yang muncul di daerah
Tulungagung, Jawa Timur. Metode ini disusun oleh sebuah lembaga pendidikan
Ma’arif Cabang Tulungagung. Karena
metode ini merupakan metode pengembangan dari metode Al-Baghdady, maka materi
pembelajaran Al-Qur'an tidak jauh berbeda dengan metode Qira’ati dan Iqro’. Dan
perlu diketahui bahwa pembelajaran metode ini lebih ditekankan pada kesesuaian dan
keteraturan bacaan dengan ketukan atau lebih tepatnya pembelajaran Al-Qur'an
pada metode ini lebih menekankan pada kode “Ketukan”.
Dalam
pelaksanaan metode ini mempunyai dua program yang harus diselesaikan oleh para
santri, yaitu:
- Program buku paket yaitu program awal sebagai dasar pembekalan untuk mengenal dan memahami serta mempraktekkan membaca Al-Qur'an
- Program sorogan Al-Qur'an yaitu program lanjutan sebagai aplikasi praktis untuk mengantarkan santri mampu membaca Al-Qur'an sampai khatam.
Dalam
metode ini buku paketnya tidak dijual bebas bagi yang ingin menggunakannya atau
ingin menjadi guru pada metode ini harus sudah mengikuti penataran calon guru
metode An-Nahdhiyah.
Dalam program sorogan Al-Qur'an ini santri akan
diajarkan bagaimana cara-cara membaca Al-Qur'an yang sesuai dengan sistem
bacaan dalam membaca Al-Qur'an. Dimana santri langsung praktek membaca
Al-Qur'an besar. Disini santri akan diperkenalkan beberapa sistem bacaan,
yaitu tartil, tahqiq, dan taghanni.
F. Metode Jibril
Terminology
(istilah) metode jibril yang digunakan sebagai nama dari pembelajaran Al-Qur'an
yang diterapkan di PIQ Singosari Malang, adalah dilatar belakangi perintah
Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk mengikuti bacaan Al-Qur'an yang telah
diwahyukan melalui malaikat Jibril. Menurut KH. M. Bashori Alwi (dalam
Taufiqur-rohman) sebagai pencetus metode jibril, bahwa teknik dasar metode
jibril bermula dengan membaca satu ayat atau lanjutan ayat atau waqaf, lalu
ditirukan oleh seluruh orang-orang yang mengaji. Sehingga mereka dapat
menirukan bacaan guru dengan pas. Metode jibril terdapat 2 tahap yaitu tahqiq
dan tartil.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
pembahasan makalah tentang Metode iqro’ adalah suatu metode membaca Al-Quran
yang menekankan langsung pada latihan membaca. Adapun buku panduan iqro’
terdiri dari 6 jilid di mulai dari tingkat yang sederhana, tahap demi tahap
sampai pada tingkatan yang sempurna. Sedangkan An-Nahdiyyah adalah sebuah
kebangkitan. Istilah ini digunakan untuk sebuah metode cepat tanggap membaca
Al-Quran yang dikemas secara berjenjang satu sampai enam jilid.
Metode
iqro’ dalam prakteknya tidak membutuhkan alat yang bermacam-macam, karena
ditekankan pada bacaannya (membaca huruf Al-Quran dengan fasih). Bacaan
langsung tanpa dieja. Artinya diperkenalkan nama-nama huruf hijaiyah dengan
cara belajar siswa aktif (CBSA) dan lebih bersifat individual.
Didalam
pengaplikasiannya metode An-Nahdiyyah melakukan tindakan, awalnya guru menulis
ayat-ayat pendek di papan tulis, setelah itu guru membacakannya dan siswa
menirukannya dengan diiringi titian murotal, untuk mengetes santrinya
sekali-kali guru menunjuk salah satu santri untuk membaca tulisan yang ada di
papan tulis untuk mengetahui tingkat kompetensi tilawahnya dengan melihat kemampuan
makhrojul huruf dan kaidah tajwidnya. Titian murotal ini juga menjadi ciri khas
metode ini yaitu ketukan untuk menandai panjang dan pendeknya bunyi.
B. Penutup
Demikianlah makalah yang kami buat untuk memenuhi tugas, apabila
ada banyak kekurangan dan kekhilafan mohon dimaklumi. Karena kesempurnaan
hanyalah milik-Nya. Untuk memperbaiki dari kekurangan demi tahap kesempurnaan,
kritik serta saran kami harapkan dari Bapak dosen. Dan semoga makalah ini
bermanfaat. Aamiin.
Humam, As’ad. 1994. Buku Iqro’ Cara Cepat Belajar Membaca
Al-Quran. Yogyakarta: Balai Litbang LPTQ Nasional Team Tadarus “AMM”.
Ismail. 2008. Strategi Pembelajaran Agama Islam berbasis PAIKEM
(Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan). Semarang:
Bumi Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar