BAB I
PENDAHULUAN
A. latar Belakang
Pendidikan adalah upaya
sadar dan tanggung jawab untuk memelihara, membimbing dan mengarahkan
pertumbuhan dan perkembangan kehidupan peserta didik, agar ia memiliki makna dan tujuan hidup yang hakiki. Sementara proses pendidikan bertujuan untuk menimbulkan
perubahan - perubahan yang diinginkan
pada setiap peserta didik.
Perubahan perubahan yang
diinginkan pada peserta didik meliputi tiga bidang yaitu tujuan yang personal dan yang berkaitan dengan individu - individu yang sedang belajar untuk terjadinya perubahan yang diinginkan, baik perubahan tingkah laku, aktivitas dan pencapainya, serta pertumbuhan yang diingini pada peserta didik; tujuan sosial yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat sebagai
unit sosial berikut dengan dinamika masyarakat umumnya; tujuan - tujuan profesional yang
berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran sebagai ilmu, seni dan profesi. Proses pendidikan yang
dimaksud tidak terlepas dari beberapa komponen yang mendukung. Salah satunya komponen yang urgen dalam melihat keberhasilan pendidikan
adalah evaluasi.
B. Tujuan
1.
Untuk mengetahui
pengertian dari evaluasi dan objek evaluasi dalam pendidikan.
2.
Untuk mengetahui tujuan
dan fungsi evaluasi dalam pendidikan.
3.
Untuk mengetahui prinsip, sasaran dan jenis - jenis dari evaluasi pendidikan.
4.
Untuk mengetahui evaluasi
pendidikan dalam islam.
C. Rumusan Masalah
1.
Pengertian dari evaluasi
pendidikan islam.
2.
Objek, fungsi dan tujuan dari evalusi pendidikan islam.
3.
Prinsip, sasaran dan jenis - jenis evaluasi pendidikan islam.
4.
Evaluasi pendidikan dalam
islam.
5.
Manfaat dari evaluasi
pendidikan islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian evaluasi
pendidikan
Evaluasi berasal dari kata To Evaluate yang berarti
menilai. Nilai dalam bahasa arab disebut al qimat. Istilah nilai ini mulanya di populerkan oleh para filsuf, dalam hal ini, Plato merupakan filsuf yang
pertama kali mengemukakannya. Pembahasan ’’nilai’’ secara khusus di perdalam
dalam diskursus filsafat, terutama pada aspek oksiologinya ( Ramayulis,
2008 : 221 ). Begitu penting kedudukan nilai dalam filsafat sehingga para filsuf
meletakan nilai sebagai muara bagi epistemologi dan antologi
filsafat. Kata nilai menurut filsuf adalah Idea of Worth ( Ramayulis, 2002 : 331
). Selanjutnya, kata
nilai menjadi populer.[1]
Evaluasi menurut Edwind
Wand dan Gerald W. Brown adalah The Act or Process To Determining The Value of Something ( Qahar, 1972 : 1
). Maka, evaluasi
pendidikan berarti seperangkat tindakan atau proses untuk menentukan nilai
sesuatu yang berkaitan dengan dunia pendidikan .
Evaluasi pendidikan dalam
islam dapat diberi batasan sebagai suatu kegiatan untuk menentukan kemajuan
sutu pekerjaan dalam proses pendidikan islam ( Nizar,
2002 : 77 ) dalam ruang lingkup terbatas, evaluasi dilakukan dalam rangka
mengetahui tingkat keberhasilan pendidik dalam menyampaikan materi pendidikan
islam pada peserta didik. Sedang dalam ruang lingkup
luas, evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan tingkat
kelemahan suatu proses pendidikan islam ( dengan seluruh komponen yang terlibat didalamnya )
dalam mencapai tujuan pendidikan yang dicita - citakan.
Penilaian dalam pendidikan
dimaksudkan untuk menetapkan berbagai keputusan kependidikan, baik yang
menyaangkut perencanaan pengelolaan, prosesdan tindak lanjut
pendidikan, baik yang menyangkut perorangan, kelompok maupun kelembagaan ( Depdikbud,
1983 / 1984 : 1 ).
Disamping evaluasi
terdapat pula istilah Measurement, Measurement berasal dari
kata To Measure yang berarti mengukur, Measurement berarti perbandingan data kualitif dengan data kuantitatif yang lainnya
yang sesuai dalam kerangka mendapatkan nilai ( angka
)
( Qahar,
1972 : 7 ) pengukuran dalam pendidikan adalah usaha untuk memahami kondisi - kondisi objektif tentang sesuatu yang akan dinilai. Dalam pendidikan
islam, evaluasi akan objektif apabila didasarkan dengan tolak ukur
Al-Qur’an atau Hadits.
Namun demikian, Suharsimi Arikunto ( 1955 : 3 ) membedakan tiga istilah tersebut, yaitu pengukuran, penilaian, dan
evaluasi. Pengukuran adalah
membandingkan sesuatu dengan suatu ukuran. pengukuran ini bersifat
kuantitatif. Penilaian adalah
mengambilan suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik dan buruk
secara kualitatif. Sementara evaluasi adalah mencakup pengukuran dan
penilaian secara kuantitatif.
Namun dalam al-qur’an atau
hadits, banyak sekali ditemui tolak ukur evaluasi dalam pendidikan islam
misalnya tolak ukur sholat yang baik dan sempurna adalah mencegah orang dari
perbuatan keji dan munkar. Tolak ukur watak seseorang yang beriman adalah bila
melaksanakan sholat secara khusyuk, membayar zakat ( lihat QS al-Nisa : 162 )
menjaga kemaluan terhadap wanita yang bukan istri. Tolak ukur perilaku seseorang yang beriman adalah mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri ( lihat, misalnya,
QS AL-Baqorah
: 148 ). Tolak ukur seseorang yang munafik disebutkan oleh Nabi dalam
tiga indikasi, yaitu dusta dalam berbicara, ingkar dalam berjanji, dan khianat
apabila diberi kepercayaan ( amanah ) ( Ramayulis dan Nizar, 2009 : 235 – 236 ).
Term evaluasi dalam wacana
keislaman tidak dapat ditemukan padanan yang pasti,
tetapi terdapat term - tarm tertentu yang mengarah pada makna evaluasi. Berikut ini
penjelasan term - term tersebut.
1. Al-Hisab, memiliki makna
mengira, menafsirkan dan menghitung.
2. Al-Bala, makna cobaan, ujian.
3. Al-Hukm, memiliki makna putusan atau vonis.
4. Al-Qodha, memiliki makna putusan.
5. Al-Nazhr, memiliki arti melihat.
Dalam pendidikan islam ,
tujuan evaluasi lebih ditekankan pada penguasaan sikap ( afektif dan psikomotor ) ketimbangan aspek
kognitif (
Nizar,
2002 : 80 ). Penekanan ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan peserta didik
yang secra garis besar meliputi 4 hal yaitu sebagai berikut.
1. Sikap dan pengalaman terhadap
hubungan pribadinya dengan tuhannya.
2. Sikap dan pengalaman terhadap arti
hubungan dirinya dengan masyarakat.
3. Sikap dan pengalaman terhadap arti
hubungan kehidupannya dengan alam sekitarnya.
4. Sikap dan dan pandangan terhadap
dirinya sendiri selaku hamba allah, anggota masyarakat, serta khalifah allah.[4]
B. Objek Evaluasi
Pendidikan
Objek evaluasi pendidikan
Islam dalam arti yang umum adalah peserta didik. Sementara dalam arti khusus
adalah aspek - aspek tertentu yang terdapat pada peserta didik. Peserta didik disini sebenarnya bukan hanya sebagai objek evaluasi semata, melainkan pula sebagai subjek evaluasi. Evaluasi pendidikan Islam
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
1. evaluasi diri sendiri ( Selfaluationl Introspeksi );
2. evaluasi terhadap orang
lain (peserta didik).
Evaluasi terhadap diri
sendiri adalah dengan mengadakan intropeksi atau perhitungan terhadap diri
sendiri. Evaluasi ini tentunya
berdasarkan kesadaran internal yang bertujuan untuk meningkatkan kreativitas
dan produktivitas ( amal shaleh ) pribadi.
Apabila dalam proses evaluasi tersebut ditemukan beberapa keberhasilan, keberhasilan itu hendaknya dipertahankan atau
ditingkatkan.
Akan tetapi, apabila ditemukan beberapa kelemahan dan kelemahan,
hendaknya hal segera diperbaiki dengan cara meningkatkan ilmu, iman,
dan amal
( Al –Banna, 1990 : 12 ).
C. Tujuan dan Fungsi
Evaluasi Pendidikan Islam
Menurut Sumadi Suryabrata
( 1993 : 34-48
) tujuan evaluasi pendidikan dapat di kelompokan dalam tiga
klasifikasi.
1. Klasifikasi
berdasarkan fungsinya, evaluasi bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan.
a. Psikologis ; evaluasi dipakai sebagai kerangka acuan kearah mana ia harus bergerak
menuju tujuan pendidikan.
b. Didaktik / instruksiona ; evaluasi bertujuan memotivasi peserta didik, memberikan pertimbangan dalam
penentuan bahan pengajaran dan mengajar, serta dalam kerangka mengadakan bimbingan - bimbingan secara khusus kepada peserta didik.
c. Administratif / manajerial; bertujuan untuk pengisian
buku rapor
; menentukan indeks prestasi, pengisian STTB, dan mengenai ketentuan kenaikan peserta didik.
2. Klasifikasi berdasarkan
keputusan pendidikan
Tujuan evaluasi dapat digunakan untuk mengambil keputusan individual, institutional, didaktik instruksional, dan keputusan – keputusan penelitian.
3. Klasifikasi formatif dan sumatif
a. Evaluasi formatif diperlukan untuk mendapatkan umpan balik guna untuk menyempurnakan perbaikan proses belajar mengajar.
b. Evaluasi sumatif berfungsi untuk mengukur
keberhasilan seluruh program pendidikan yang dilaksanakan pada akhir
pelaksanaan proses belajar mengajar ( akhir semster / tahun ).
Secara umum, ada empat fungsi evaluasi dalam pendidikan islam ;
1) Dari segi pendidikan, evaluasi berfungsi untuk membantu seorang pendidik mengetahui sejauh mana
hasil yang dicapai dalam pelaksanaan
tugasnya.
2) Dari segi peserta didik, evaluasi membantu peserta didik untuk dapat mengubah atau mengubah tingkah
lakunya secara sadar kearah yang lebih baik.
3) Dari segi ahli pemikir pendidikan
islam, evaluasi berfumgsi untuk membantu para pemikir pendidikan islam mengetahui
kelemahan teori - teori pendidikan islam dan membantu mereka dalam merumuskan kembali teori - teori pendidikan islam yang relevan dengan arus dinamika zaman yang
senantiasa berubah.
4) Dari segi politik pengambil kebijakan
pendidikan islam ( pemerintahan ) evaluasi berfungsi untuk membantu mereka dalam membenahi sistem pengawasan
dan mempertimbangankan kebijakan yang akan diterapkan dalam sistem pendidikan
islam.[6]
Tujuan utama melakukan
evaluasi dalam proses belajar mengajar adalah untuk mendapatkan
informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan
instruksional oleh siswa sehingga dapat diupayakan tindak laanjut. Tindak
lanjut termaksud merupakan fungsi evaluasi
dan dapat berupa:
1) Penempatan pada tempat ang tepat.
2) Pemberian umpan balik.
3) Diagnosis kesulitan belajar mengajar.
4) Penentuan kelulusan.
Untuk masing - masing tindak lanjut yang dikehendaki ini diadakan tes yang diberi nama :
1) Tes penempatan.
2) Tes formatif.
3) Tes diagnostik dan
D. Manfaat Evaluasi
1) Manfaat bagi siswa
a. Hasil evaluasi tidak memuaskan.
b. Hasil evaluasi memuaskan.
2) Manfaat
bagi guru.
a.
Keadaan siswa.
b.
Keadaan materi pengajaran.
c.
Keadaan metode pengajaran.
3) Manfaat
bagi pembimbing / penyuluh.
4) Manfaat
bagi sekolah.
5) Manfaat
bagi oramg tua siswa .
E. Prinsip - Prinsip Evaluasi Pendidikan
Menurut Slameto (
1998 : 16 – 19 ), prinsip
– prinsip
yang harus ada dalam evaluasi, sebagai berikut.
1.
Prinsip keterpaduan.
2.
Prinsip belajar siswa
aktif.
3.
Prinsip kontinuitas.
4.
Prinsip koherensi.
5.
Prinsip diskriminalitas.
6.
Prinsip keseluruhan.
7.
Prinsip pedagogis.
8.
Prinsip akuntabilitas.[8]
F. Evaluasi Dilaksanakan Secara Objektif
Objektif dalam arti bahwa
evaluasi tersebut dilaksanakan dengan sebaik - baiknya,
berdasarkan fakta dan data yang ada tanpa dipengaruhi oleh unsur - unsur subjektivitas dan evaluator ( penilaian
).
Objektivitas dalam
evaluasi antara lain ditujukkan dalam sikap - sikap evaluator sebagai berikut.
a) Sikap Ash-Shidqoh, yakni berlaku benar dan jujur dalam mengadakan evaluasi, sikap ini diperintahkan oleh Allah sebagai mana
firman-Nya:
$pkr'¯»t
úïÏ%©!$#
(#qãZtB#uä (#qà)®?$# ©!$# (#qçRqä.ur yìtB úüÏ%Ï»¢Á9$# ÇÊÊÒÈ
Hai orang orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan jadilah kamu orang orang yang benar ( QS.At-Taubah ; 119 )
b) Sikap amanah, yakni suatu sikap pribadi yang setia, tulus hati dan jujur dalam menjalankan sesutu yang diamanahkan ( dipercayakan ) kepadanya.
Sikap ini diperintahkan oleh Allah berdasarkan firman-Nya:
ö(#
$ygÎ=÷dr&n<Î)¨
ÏM»uZ»tBF{$#
#rxsè? br& Nä.ããBù't
©!$#bÎ)
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu untuk menunaikan amanah kepada yang berhak. ( QS An-Nisa : 58)
c) Sikap rahman dan ta’awun, yakni sikap kasih sayang
terhadap sesama dan sikap salimg tolong menolong menuju kebaikan. Didalam hadits nabi disebutkan
لايؤ من احدكم حتي يحب لاخيه ما يحب لنفسه
Tidaklah (dipandang)beriman dari seorang kamu ,sehingga disukainya untuk
saudaranya apa yang disukai untuk dirinya sendiri(HR.AL-bukharidari jarir).[9]
G. Jenis-jenis
evaluasi pendidikan
Berbicara
mengenai Jenis-jenis evaluasi pendidikan ,hal ini dapat
diklasifikasikan dalam tiga segi ,sebagai berikut:
1. klasifikasi dilihat dari fungsinya.
1) Evaluasi formatif yaitu evaluasi yang
menetapkan tingkat penguasaan manusia didik dan menentukan bagian-bagian tugas
yang belum dikuasai dengan tepat.
2) Evaluasi sumatif,yaitu penilaian
secara umum tentang keseluruhan hasil dari proses belajar mengajar yang
dilakukan pada setiap akhir periode belajar mengajar secara terpadu.
3) Evaluasi diagnostik ialah penilaian
yang dipusatkan pada proses belajar mengajardengan melokalisasikan suatu titik
keberangkatan yang cocok.
4) Evaluasi penempatan (placement
evaluation) yang menitik beratkan pada penilaian berbagai permasalahan yang
berkaitan dengan:
a. Ilmu pengetahuan dan keterampilan
peserta didik yang di perlukan untuk awal proses belajar mengajar.
b. Pengetahuan peserta didik tentang
tujuan pengajaran yang telah di tetapkan sekolah.
c. Minat dan perhatian,kebiasaan
bekerja,corak kpribadia yang menonjol yang mengandung konotasi
kepada suatu metode tertentu.
2. Klaksifikasi evaluasi dilihat dari cara
nya.
1) Evaluasi kuantitatif,dinyatakan
dengan angka dapat dilakukan untuk menilai aspek-aspek tingkahlaku peserta
didik dalam bidang kognitif.
2) Evaluasi kualitatif,dinyatakan dengan
ungkapan dan dilakukan untuk menilai aspek-aspek afektif.
Kedua cara evaluasi tersebut membutuhkan tehnik pelaksanaan , yaitu tehnik tes dan non-tes.
3. klasifikasi dilihat dari tehniknya.
1) Tehnik tes;dibedakan menurut materi
yang akan dinilai ,bentuk,dan cara membuatnya.
2) Tehnik non-tes;dapat dilaksanakan
melalui pengamatan ,wawancara ,angket,hasil karya/laporan dan skala sikap
(slameto:1998:25-30).
Menurut chalib thaha (1996:46-64)tehnik tes dapat dibedakan menjadi
sembilan yaitu:
1) Tes penempatan.
2) Tes pembedaan.
3) Tes sumatif.
4) Tes diagnostik.
5) Tes standar, yaitu tes yang di susun
oleh tim ahli atau lembaga khusus yang menyelenggarakan secara profesional.
6) Tes non-standar kebalikan dari tes
standar .
7) Tes tulis,disajikan dalam bentuk
bahasa tulisan .
8) Tes lisan,disajikan dengan
menggunakan bahasa lisan.
9) Tes tindakan,yaitu tes yang respons
atau jawabannya berupa tindakan atau tingkah laku yang koonkrit peserta didik.
H. Sasaran Evaluasi
Merupakan tindakan yang
harus ditempuh oleh pendidik dalam mengadakan evaluasi.Menurut tabrani rusyan
dalam Abuddin Nata (1997:143), yang menjadi sasaran pokok evaluasi tersebut
,sebagai berikut.
1) Segi tingkah laku yaitu segi-segi yang menyangkup
sikap ,minat,perhatian, keterampilan peserta didik sebagai akibat dari proses
belajar mengajar.
2) Segi pendidikan ,yaitu penguasaan materi
pelajaran yang diberikan oleh pendidik dalam proses belajar mengajar.
3) Segi-segi yang menyangkut proses belajar mengajar
,yaitu bahwa proses belajar mengajar perlu diberi penilaian secara objektif
dari pendidik.[10]
I. Syarat-syarat evaluasi pendidikan
islam
Syarat-syarat yang dapat
di penuhi dalam proses evaluasi pendidikan islam adalah sebagai berikut.
1) Validity.
2) Reliable
3) Evisiensi.11
J. Evaluasi dalam pendidikan islam
Merupakan cara atau tehnik
untuk untuk mengamati tingkah laku peserta didik berdasarkan standar
perhitungan yang bersifat kompreherensifdari seluruh aspek kehidupan
mental,psikologis,dan spiritual –religius.[11]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Evaluasi berasal dari kata
to evaluate yang berarti menilai.Nilai dalam bahasa arab di sebut al
qimat.istilah nilai ini mulanya di populerkan oleh para filsuf.
Merupakan cara atau tehnik
untuk untuk mengamati tingkah laku peserta didik berdasarkan standar perhitungan
yang bersifat kompreherensifdari seluruh aspek kehidupan mental,psikologis,dan
spiritual –religius.
B. Saran
Demikian yang dapat
kami sampaikan ,semoga apa yang dibahas dalam makalah ini akan bermanfaat bagi
kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Moh.Haitami Salim &
Syamsul Kurniawan ‘’study ilmu pendidikan islam’’
Drs.Bukhari
Umar.M.Ag’’ilmu pendidikan islam’’
Dra.Hj.Nur Uhbiyati’’ilmu
pendidikan islam(IPI)’’
Moh,haitami salim & syamsul kurniawan ‘’study ilmu pendidikan islam’’hal,240-241
Drs.Bukhari Umar ,M.Ag
’’ilmu pendidikan islam’’hal,193-194
Moh.Haitami Salim & Syamsul kurniawan’’study ilmu pendidikan islam
‘’hal.241-244
Drs.Bukhari Umar ‘’Ilmu pendidikan islam’’hal.197
Moh.Haitami Salim & Syamsul kurniawan’’study ilmu pendidikan islam
‘’hal.250
Drs.Bukhari Umar’’Ilmu
pendidikan islam’’hal.198
Dra.Hj.Nur Uhbiyati’’ilmu
pendidikan islam(IPI)’’hal.139
Moh.haitami salim &
syamsul kurniawan’’study ilmu pendidikan islam’’hal.252-253
Drs.Bukhari Umar ,M.Ag’’ilmu
pendidikan islam’’200-202
Moh.Haitami Salim &
Syamsul Kurniawan ‘’study ilmu pendidikan islam’’hal.254-256
Moh.Haitami Salim &
Syamsul Kurniawan ‘’study ilmu pendidikan islam’’hal.206
Tidak ada komentar:
Posting Komentar